Top Ad unit 728 × 90

Popular Posts

Refleksi Perkembangan Pemahaman Organisasi Kemahasiswaan di Republik Ngalah (Kajian Pemikiran Romo Kyai Moh. Sholeh Bahruddin)

Refleksi Perkembangan Pemahaman Organisasi Kemahasiswaan di Republik Ngalah[1]
(Kajian Pemikiran Romo Kyai Moh. Sholeh Bahruddin)

Jalan Yang Lurus Bukan Berarti Jalan Itu Tanpa Berliku,
Jalan Yang Lurus Adalah Jalan Yang Terus Mengantarkan Kita Kapada Tujuan Meskipun Berliku-Liku.
Gerakan Kita Tidak Boleh Statis, Harus Selalu Dinamis. Dinamis Secara Pemikiran Dan Action.
Karena Hidup Kita Akan Terus Berubah, Sebab Tidak Ada Perubahan Kecuali Perubahan Itu Sendiri.
Begitu Juga Dengan Pemikiran Beliau Yang Mengandung Nilai Kontekstual
Malah Sering Dipahami Secara Tekstual Saja. Dan Itu Berjalan Secara Tanpa Disadari.

Mengawali dari kegelisahan terhadap sikap mahasiswa (khususnya di Ngalah) yang memandang sebelah mata terhadap organisasi, membuat kita (organisator) harus menguras pemikiran untuk meminimalisir pertumbuhan sikap tersebut. Sikap tersebut muncul bukan tanpa sebab. Ada yang mengatakan bahwa munculnya sikap tersebut adalah pengaruh lingkungan mahasiswa yang bersangkutan yang kurang mendukung dan ada pula yang menggangap kesalahan berfikir mahasiswa itu sendiri terhadap organisasi. Alasan-alasan tersebut sama-sama berkemungkinan benar. Sudahlah, kita tidak perlu membenarkan satu dan yang lain. Bagaimana kalau kita mengidentifikasi dan menemukan akar permasalahan sebab-sebab tersebut secara proporsional.
Bahkan, pada beberapa mahasiswa baru pada umumnya, virus apatisme yang mengidap mereka bisa diamati dari tampak jelasnya sikap masa bodoh terhadap kegiatan-kegiatan positif, seperti ikut aktif dalam forum diskusi, mengurus komunitas belajar, atau ikut berpartisipasi dalam aksi demonstrasi. Kegiatan para mahasiswa yang apatis terhadap aktivitas-aktivitas positif seperti ini pada hari-hari kuliah biasanya hanya “ku-pu-ku-pu” (kuliah-pulang-kuliah-pulang). Ada tambahan, bukan hanya mahasiswa rumahan tetapi mahasiswa pekerja, kos-kos-an atau santri yang kebetulan mahasiswa. Di Ngalah bukannya apatis, akan tetapi ada pemahaman mereka tentang organisasi adalah sampingan an sich.
Mahasiswa yang bekerja banyak yang sibuk dengan pekerjaannya, mahasiswa yang kos-kos-an pun sibuk dengan agenda mereka dengan pacarnya dan bisnis-bisnis sampingan, dan santri pun sibuk dengan rutinitas dan terpengaruh dengan kesalahan-kesalahan pemahaman yang tekstual. Di balik fakta tersebut, akan tetap ada yang peduli dengan organisasi kemahasiswaan dan lagi-lagi hanya sebagai sebuah sampingan saja. Kita semua tidak benar ketika mempunyai pemahaman bahwa organisasi kemahasiswaan adalah sampingan saja. Sebab organisasi kemahasiswaan ada dalam kurikulum perguruan tinggi dan keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan RI NOMOR 155 /U/1998.
Selain itu, terkadang kita memandang bahwa diskusi tanpa aksi/implementasi dan begitu juga sebaliknya adalah tidak berarti. Menurut saya, itu sama sekali tidak benar sebab sebuah diskusi akan menentukan aksi kita selanjutnya, begitu juga dengan aksi akan mengajak kita untuk mendiskusikannya kembali. Jadi, yang menurut saya tidak berarti adalah mereka-mereka yang tidak mau berdiskusi dan tidak beraksi. Akan tetapi secara teoritis, kita harus mulai dari refleksi, plan, aksi, refleksi, plan, aksi dan seterusnya. Kematangan berproses tersebut tidak akan cukup dan berjalan lama ketika kita hanya dengan kuliah tanpa berorganisasi.
Pemahaman organisasi sebagai sampingan atau bagian dari sebuah kesunnahan perlu adanya rekonstruksi pemikiran. Termasuk memahami dawoh-dawoh Romo Kyai Sholeh Bahruddin terkait organisasi.
Beliau pernah berkata, Organisasi itu sunnah, yang wajib adalah kuliah, tidak ada sarjana PMII atau GMNI (kurang lebih seperti itu). Tidak perlu lah kita memahaminya dengan definisi wajib sunnah secara tekstual. Dari perkataan tersebut bukan mengadung makna bahwa organisasi adalah pekerjaan sampingan saja, akan tetapi sebagai sebuah penunjang. Kita semua tidak akan mampu menjalani yang wajib saja, sehingga banyak alternatif kesunnahan-kesunnahan. Selain itu, perkataan tersebut muncul (menurut saya) karena ada senior-senior kita yang terlalu mementingkan organisasi dari pada kuliah dan pondoknya dan lain sebagainya, sampai-sampai tidak lulus dan dikeluarkan (D.O). Jadi, perkataan tersebut adalah sebuah respon dan bersifat khusus pada reaksi yang direspon atau pembatasan sikap ekstrem orgaisator dan mengandung unsur pembelajaran untuk menentukan langkah menuju orientasi yang seharusnya yaitu keseimbangan kuliah/nyantri/yang lain secara proporsional. Selain itu, saya kurang sepakat bila titak lulus atau ada masalah karena organisasi. Itu bukan salah organisasi, akan tetapi kesalahan kita sendiri.
Sebelum dawoh tersebut, ada dawoh yang menyatakan bahwa seluruh mahasiswa/i ikutlah/berorganisasi di PMII (karena pada waktu itu hanya ada PMII saja). Dapat kita pahami bahwa organisasi benar-benar bukan sebuah sampingan saja melainkan sebuah penunjang mencapai tujuan kita bersama. Bila kita gabungkan dawoh tersebut, dapat kita pahami bahwa pemikiran Beliau bersifat Kontekstual dan penuh dengan nilai-nilai intelektualitas tinggi. Sehingga, tidak tepat kalau kita memahaminya hanya secara tekstual dan parsial. Kemampuan berfikir seperti ini, tidak kita dapatkan secara laduni (tanpa sebab) melainkan melalui proses yang tepat dengan berdiskusi dan lain sebagainya yang dapat kita dapatkan dari berorganisasi.
Apa keuntungan berorganisasi? Apa yang menjadi tujuan kita (insya Allah) akan dapat dipermudah dengan pengalaman kita berorganisasi. Dan kami juga meminta maaf apabila ada kesalahan. Mari kita diskusikan bersama dengan secangkir teh saja jangan kopi, karena saya suka teh. Hehehe.




[1] Bahan Diskusi Lepas LP2TS, PMII, GMNI, BEM, dan lain-lain oleh Makhfud Syawaludin (PMII) tanggal 8 Februari 2013
Refleksi Perkembangan Pemahaman Organisasi Kemahasiswaan di Republik Ngalah (Kajian Pemikiran Romo Kyai Moh. Sholeh Bahruddin) Reviewed by Makhfud (Cak Pod) on 03.52 Rating: 5

Tidak ada komentar:

All Rights Reserved by My Opinion About © 2014 - 2015
Designed by JOJOThemes

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.