Top Ad unit 728 × 90

Popular Posts

Cinta dan Manusia

oleh:
Makhfud Syawaludin 

Puisi Cinta

Merebahkan tubuh ringkih ini
Pada duniamu
Aku menjadi awan-awan
Berarak dilatasi warna biru
Kasih sayang
Kita bukan sepasang remaja pacaran
Katamu
Kita telah berhak mengecap lidah
Pelangi dan bau hangat mentari

Oleh: M. Irfan Hidayatullah

   Siapapun yang di beri rahmah dan rahim oleh Allah SWT berupa kehidupan akan merasakan yang namanya CINTA. Akan tetapi, cinta bukanlah berasal dari Nafsu belaka, melainkan dari hati. Yang muncul dari nafsu adalah kebutuhan biologis manusia. Cinta adalah perasaan senang, gembira, patuh, dan ingin selalu berada di dekat sesuatu yang dicintainya. Misalnya, Cinta kepada Allah dapat kita buktikan dengan bertaqwa kepada-Nya dan Cinta kepada Rasulullah dapat kita buktikan dengan patuh kepada tuntunan Beliau, menjalankan sunnah-sunnahnya, bersholawat kepada Nabi, dan lain-lain. Bagaimana membuktikan cinta kepada sesama manusia?
    Menurut saya pribadi, cinta kepada sesama manusia dapat kita buktikan dengan berakhlakul karimah. Nabi Muhammad SAW diutus membawa uswatun hasanah kepada semua manusia. Artinya, Nabi Muhammad SAW mencintai semua manusia, termasuk kita. Jadi, kita seharusnya malu ketika tidak patuh terhadap tuntunan Nabi Muhammad SAW (Agama Islam) yang mencintai kita.
    Masih ingat kah kita dengan ayat-ayat yang menerangkan Demokrasi? Ayat tersebut dalam surat Ali Imran ayat 159 dan surat Asy Syura ayat 38. Dalam surat Ali Imron ayat 159 tersebut mengandung makna untuk menganjurkan kita bersikap lemah lembut, tidak berhati keras dan bersikap kasar, saling memaafkan, memohon ampun, dan bertawakkal serta bermusyawarah dalam segala urusan. Sedangkan dalam surat Asy Syura ayat 38 mempunyai makna kandungan agar kita mematuhi seruan Allah untuk beriman dan bertaqwa, mengingat dan bertaqwa, bermusyawarah dalam hal apapun, dan menafkahkan rizki yang telah diperoleh. Jadi, Demokrasi dalam Islam dapat dilakukan dengan Musyawarah.
      Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (Ali 'Imran ayat 159)
[246]. Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.
    Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. (Asy Syuura Ayat 38)
    Sesuai dengan judulnya, Cinta dan Manusia, saya akan mengambil makna yang lain dari surat di atas tentang cinta. Ketika kita bersikap lemah lembut, tidak berhati keras dan bersikap kasar, saling memaafkan, memohon ampun, menafkahkan rizki kepada sesama manusia berarti kita telah mencintai sesama manusia. Dan ketika kita beriman dan bertaqwa kita telah mencintai Allah SWT. Apabila kita bermusyawarah berarti kita telah mencintai Rasulullah karena kita meneladani sikap Beliau. Itulah yang dinamakan CINTA. Dalam merealisasikan CINTA-CINTA kita terhadap sesama manusia, banyak sekali caranya, asalkan bersifat positif dan berdasarkan semangat al-Qur’an dan al-Hadits.
     Bagaimana tentang nafsu cinta antara laki-laki dengan perempuan? Cinta yang terbangun antara laki-laki dan perempuan bisa menimbulkan atau ikut campurnya nafsu dalam perjalanannya. Karena manusia mempunyai nafsu. Nafsu tersebut dimiliki sejak lahir. Hanya saja, pertumbuhan dan perkembangan, daya dan kekuatan nafsu berbeda-beda. Perbedaan tersebut dipengaruhi lingkungan dimana manusia itu tinggal. Dan manusia adalah makhluk Tuhan yang paling mulia dianugerahi naluri untuk mempertahankan keturunan sebagai konsekuensi kemuliaannya. Dan dalam hal ini, NIKAH adalah cara untuk merealisasikan cinta tersebut.
    Akan tetapi, dalam kenyataanya banyak sekali terjadi praktek cinta yang Ngawur. Misalnya, pacaran yang negatif, hamil di luar nikah, kawin lari, suka main ke lokalisasi-lokalisasi, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, Islam mengajarkan tentang tindakan-tindakan prefentif dan kuratif terkait nafsu cinta. Ajaran prefentif dimaksudkan sebagai usaha pencegahan agar tidak sampai terjadi, sedangkan ajaran kuratif dimaksudkan sebagai usaha penyembuhan, yakni mengatasi kejadian yang sudah terjadi.
Ajaran-ajaran prefentif tersebut antara lain:
1. Islam menyuruh manusia untuk beriman kepada Allah sebab iman adalah pondasi dan sumber akhlak Islam. Islam juga menyuruh manusia untuk menjalankan semua perintahnya, misalnya sholat, puasa, dan lain-lain. Hal ini dimaksudkan untuk menumbuhkan moral force di dalam diri manusia, agar dapat mengendalikan nafsunya.
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Al 'Ankabuut ayat 45).
2. Islam menggolongkan zina sebagai dosa yang besar. Dengan begitu, diharapkan manusia menjauhi perbuatan zina. Termasuk menjauhi perbuatan-perbuatan yang akan menjerumuskan kepada perbuatan zina.
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (Al Israa' ayat 32).
3. Islam menganjurkan manusia untuk melangsungkan kehidupan seksual secara sah, yaitu dengan MENIKAH.
4. Menghindari tontonan-tontonan yang tidak baik. Seperti film-film purno, melihat film-film semi purno, majalah-majalah dewasa, dan lain sebagainya.

Sedangkan ajaran-ajaran yang bersifat kuratif antara lain:
1. Islam mengajurkan bagi yang sudah melakukan perbuatan zina agar bertobat secara sungguh-sungguh. Dengan menyesalinya, berjanji tidak mengulangi, dan meningkatkan amal kebajikan dan bertaqwa.
2. Islam memberikan hukuman berat kepada orang yang berbuat zina. Yaitu dihukum rajam dan dijilid 100 kali ditambanh dibuang ke luar negeri atau diasingkan selama 1 tahun. Hukuman Rajam ialah hukuman dengan lemparan batu yang sederhana sampai orang yang dijatuhi hukuman itu mati. Hukuman ini berlaku ketika yang berzina adalah zina muhshan, adalah orang yang dewasa, berakal sehat, merdeka, dan sudah/pernah menikah dan melakukan hubungan intim. Sedangkan hukuman jilid adalah hukum dera atau dipukul. Hukuman ini berlaku pada zina ghoiro muhshan, adalah pezina yang masih gadis atau jejaka. Hukuman bagi pezina tidak hanya dari segi agama, dari segi negara juga ada dan pezina juga akan menerima hukuman sosial yaitu dijauhi masyarakat. Kita sebagai orang muslim atau non muslim wajib menjaga diri dari perbuatan zina. Dan kita harus memberikan kesempatan kepada mereka-mereka yang telah berbuat zina ketika bertaubat/ingin bertaubat.

Bagaimana dengan Pacaran?

     Pacaran bukan manjadi sebuah legalitas hubungan antara laki-laki dan perempuan. Pacaran hanya sebuah pengungkapan rasa cinta terhadap orang yang dicintainya dan diterima oleh orang yang bersangkutan. Akan tetapi, sekali lagi pacaran tidak dapat melegalkan atau memperbolehkan berhubungan seperti halnya berhubungan suami istri. Termasuk berpegangan tangan, berciuman, dan lain sebagainya. Sederhananya, ketika hanya berpacaran aku dan dia tetap aku dan dia. Akan tetapi, dengan menikah aku dan dia telah menjadi kita. Jadilah yang pertama untuk suamimu, bukan pacar, bahkan calon suamimu. Sulit kah? Bertawakkallah. Tidak ada usaha yang tidak ada hasilnya, dan pasti ada pahalanya juga. Pahala bagi manusia yang menjaga nafsunya sama dengan berjihad. Lakukan sebaik mungkin, karena perjalanan hidup kita sangat cepat dan kita tidak bisa memutarbalikkan waktu. Jadi, manfaatkan waktu untuk kebaikan.
     Apakah pacaran itu dilarang? Selama pacaran tersebut tidak keluar dari syariat Islam, Insya Allah tidak apa-apa (wallahu a’lam). Dan Islam melarang sesuatu pasti terdapat manfaat dan banyak terdapat keburukan-keburukan yang dapat kita jauhi. Percayalah, Allah adalah Maha Pengasih dan Maha Penyanyang kepada seluruh umat manusia. Jadi, beribadahlah kepada-Nya dengan sungguh-sungguh dan penuh keikhlasan. Dalam Surat Ar-Rum ayat 21, telah dijelaskan arti pentingnya kasih dan sayang diantara lelaki dan wanita untuk memperoleh ridho Illahi dalam menuju sebuah rumah tangga yang tentram, bahagia, dan rahmat-Nya. Bukan hanya sebuah penyaluran syahwat semata atau bersenang-bersenang, tetapi pernikahan juga hendaknya diniatkan untuk meyempurnakan agama dan mendekatkan diri pada Allah SWT (Sinopsis buku Kado Terindah Sang Pengantin)

Daftar Pustaka
Al-Abdillah, Abdul Aziz bin Nasir Su’ud. 2009. Kado Terindah Sang Pengantin. Surabaya: Pustaka Hikmah Perdana.
Dept. Agama R.I. 1980. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an.
Hidayatullah, M. Irfan. 2009. My Wife My Princess: Tips Jitu Mencintai Istri Apa Adanya. Jakarta: Gema Insani
Tatapangarsa, Humaidi dan Idris, Manan (Eds.). 1997. Pendidikan Agama Islam Untuk Mahasiswa II. Malang: Penerbit IKIP Malang
Cinta dan Manusia Reviewed by Makhfud (Cak Pod) on 04.02 Rating: 5

Tidak ada komentar:

All Rights Reserved by My Opinion About © 2014 - 2015
Designed by JOJOThemes

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.