Tari & Terbang Laro: Kesenian Khas Pasuruan
Penampilan Laro di TMII tahun 2014
Pasuruan,
digadang sebagai representasi dari budaya multikultur di Jawa Timur. Ada
komunitas arab (bangil), komunitas madura (pasuruan timur), campuran (pasuruan
barat), dan komunitas tionghoa (daerah kota pasuruan). Setiap komunitas sering
membawa dan memperkenalkan budayanya masing-masing. Dengan begitu, akan banyak
sekali terjadi dialog budaya, baik antara budaya pendatang dengan budaya
pribumi atau budaya pendatang dengan pendatang. Sehingga sering terjadi adanya
asimilasi budaya dan akulturasi budaya.
Pertanyaannya, masih adakah kesenian khas pasuruan? Sebut
saja Kesenian Laro, sebuah kesenian yang mungkin asing bagi kebanyakan orang,
bahkan orang pasuruan. Namun, inilah kesenian Khas Pasuruan. Selanjutnya tidak lama
lagi kesenian ini akan benar-benar menjadi (legal) warisan kesenian pasuruan.
“Bupati, sudah dan akan menperkenalkan dan menyiapkan Laro sebagai kesenian
khas pasuruan. Termasuk, menampilkan Laro dalam peresmian jalan tol
gempol-pandaan yang akan dihadiri oleh presiden Jokowi. Yang menarik, akan ada
1000 penari yang menari dengan kesenian Laro tersebut.” Ungkap Sanari, selaku Kades
Cendono sekaligus ketua Banser desa Cendono.
Kesenian yang lahir di desa cendono kecamatan
purwosari tersebut bahkan sudah sering tampil di tingkat nasional. Misalnya,
pernah tampil di Taman Mini Indonesia, Balai Kesenian Surabaya, Kediri, dan
beberapa desa (mengundang) di pasuruan. Entah mengapa, kesenian ini malah
jarang didengar di tanah kelahirannya. Bahkan, kesenian ini kalah dengan drumband,
sungguh miris kan? “Laro, kalah dengan drumband, terlalu tradisional mungkin.”
Ungkap Sanari, yang sekaligus pemeran drama kesenian Laro.
Kesenian Laro harus benar-benar membumi di cendono. Hemat
penulis, diajurkan atau bahkan diwajibkan saja menampilkan laro dalam
acara-acara yang digelar di desa cendono. Sebab, undangan drumband
tampil padat. Pasti bisa membuat jadwal manggung Laro padat. Bagaimana biaya
tampilnya? Saya yakin, di desa sendiri cukup makan dan minum. Bila ada rezeki pengundangnya,
tanpa diminta pun akan diberi. Apalagi di desa yang kental dengan Aswaja
an-Nahdliyah tersebut sangat terbuka, siap berpatisipasi dan membantu
kegiatan-kegiatan yang positif. Termasuk, mengenalkan dan menghidupkan kesenian
desanya.
Sekilas tentang kesenian laro. Kesenian ini, dimainkan semalam
suntuk pada awalnya. Mulai dari menari, tabuh terbang (alat musik),
dan pementasan drama. Namun, laro bisa ditampilkan sesuai dengan durasi yang
diinginkan dan tetap menampilkan kekhasan kesenian laro tersebut. Terbang laro,
terdiri dari 3 alat musik, yakni ketipung, terbang, dan jidor. Akhir-akhir ini,
ditambah alat musik gamelan. Adapun tarian Laro, meliputi tari Andrek Duduk
(kayak samanan), tari Kendayaan, tari Takruk, dan Tari Lingsir. Pengen tahu? Datang
langsung ke desa cendono purwosari pasuruan, atau mengundang tampil kesenian
Laro tersebut. Mumpung belum terkenal, tidak sampai 5 juta kok. Hehehehe.
Oleh: Makhfud Syawaludin
Galeri-Galeri:
Penampilan Tokoh-Tokoh Drama dan Tari dalam penampilan Laro
Penampilan Kesenian Laro di Jalan Raya
Tari & Terbang Laro: Kesenian Khas Pasuruan
Reviewed by Makhfud (Cak Pod)
on
08.16
Rating:
Tidak ada komentar: