Top Ad unit 728 × 90

Popular Posts

Antara Dakwah Islam dan Islamisasi



Benarkah dakwah dan islamisasi itu menjadi satu kesatuan? Jawabnya bisa tidak bisa juga iya. Dakwah itu bukan sekedar soal pengislaman, tetapi juga soal kampanye kehidupan yang adil, makmur, dan damai. Sehingga islamisasi sebenarnya bukan menjadi tujuan adanya Islam itu sendiri. Islam hadir untuk membawa dan memperbaiki kehidupan (innama buitstu li utimma makarimal akhlak) menjadi lebih adil dan damai (al-Hadid ayat 25 dan al-Kafirun ayat 1-6).
Surat al-Hadid ayat 25:          


 
Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

Sekali lagi, dakwah islam tidak hanya bertujuan untuk mengislamkan umat manusia, melainkan mengenalkan dan mengajak manusia untuk mewujudkan kehidupan yang bermoral, humanis, adil, dan damai.

Islamisasi atau pengislaman itu ada dua macam, yakni islamisasi positif dan islamisasi negatif. Islamisasi negatif adalah pengislaman yang membabi buta/memaksa dengan segala cara dan terkesan bersifat simbolisme belaka. Islamisasi negatif lahir karena adanya pemeluk agama (Islam) yang mengalami ketidakpercayaan dan merasa benar sendiri diantara (nama-nama) agama-agama yang ada di dunia ini. Mereka yang islam, bersuudzon terhadap non islam soal usaha pengkafiran, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, terjadilah dakwah untuk memperebutkan umat. Dengan begitu, terjadilah caci maki antar pemeluk agama, pembatasan dan pemaksaan dalam menyakini sebuah kepercayaan atau agama tertentu. Tidak jarang, perebutan umat tersebut diwarnai dengan hujatan dan saling menghina kepercayaan masing-masing, bahkan tindakan kekerasan menjadi sah dengan atas nama dakwah dan jihad dijalan Tuhannya masing-masing. Sering kita jumpai, agama mayoritas menindas agama minoritas. Itu pernah terjadi di Indonesia dan hari ini pun terkadang terulang kembali. Seperti perusakan tempat ibadah dan penyesatan kepercayaan dengan main hakim sendiri. Padahal, Islam melarang caci maki soal keyakinan dan pemaksaan terhadap keyakinan beragama.
   Surat al baqarah ayat 256 tentang kebebasan beragama:



Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

 Kemudian soal larangan mencaci maki keyakinan dalam surat al-An’aam ayat 108:


Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan.

Berbeda 180 derajat, Islamisasi positif sangat dianjurkan dan inilah yang bisa kita sandingkan dan bisa dikatakan sebagai tujuan dari pada dakwah Islam. Yakni, mengenalkan Islam dengan cara-cara yang lebih humanis dan pluralis. Seharusnya dakwah memang tidak mengedepankan pengislaman saja, tetapi lebih kepada kampanye keadilan dan kedamaian. Sesuai dengan surat al-Asr ayat 2-3 tentang amar ma’ruf nahi mungkar, surat al-maidah ayat 48 tentang berlomba-lomba dalam kebaikan, dan an-Nahl ayat 125 tentang mekanisme dakwah dengan kesopanan dan hikmah, tanpa pemaksaan dan kekerasan.

 
Al-Asr ayat 2-3,


Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

 Kemudian surat an-Nahl ayat 125:
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Islamisasi positif tersebut secara tidak langsung akan membuat Islam itu semakin dicintai (surat ali-Imran ayat 159).

            Agama (yang bernama) Islam dengan sejarah kemunculannya yang dikenalkan dan disampaikan oleh Rasulullah di Arab telah tersebar luas di penjuru dunia, termasuk di Indonesia. Sebelum agama (yang bernama) Islam dikenal di arab, terdapat beberapa agama-agama yang telah dianut, seperti agama Nasrani (Kristen), Yahudi, dan Penyembah Berhala. Berbeda dengan di Indonesia, sebelum Islam terdapat agama Kapitayan, Hindu, dan Budha. Melihat secuil sejarah tersebut, pernahkan terbesit dalam benak kita bahwa nama-nama agama itu tidak hanya ada satu, melainkan ada banyak sampai hari ini. Meskipun dalam keyakinan kita (pemeluk agama Islam) terdapat nash al-Qur’an (al-Maidah ayat 3) bahwa agama yang sempurna dan diridhai oleh Allah adalah Islam, nyatanya nama-nama agama terdahulu masih ada. Itu artinya, Islamisasi bukan menjadi tujuan Islam itu sendiri. Melainkan berlomba-lomba dalam kebaikan (al-Maidah ayat 48) dan menjadi khalifah di bumi (al-Baqarah ayat 30) itulah tujuannya (konsep dakwah).

            Untuk kesekian kalinya, berdakwah itu bukan hanya soal mengislamkan, melainkan soal kampanye kehidupan yang penuh keadilan dan kedamaian. Dengan begitu, tidak akan ada lagi istilah perebutan umat. Dengan begitu juga, kita bersama-sama sebagai manusia meskipun beragama berbeda akan memakmurkan bumi dengan meningkatkan kehidupan yang bermoral, humanis, pluralis, adil dan damai sesuai dengan dialog Allah SWT dengan Malaikat yang diabadikan dalam surat al-Baqarah ayat 30.

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

Antara Dakwah Islam dan Islamisasi Reviewed by Makhfud (Cak Pod) on 16.38 Rating: 5

Tidak ada komentar:

All Rights Reserved by My Opinion About © 2014 - 2015
Designed by JOJOThemes

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.